Friday, November 12, 2010

Sebuah Nama, Sebuah Cerita

Gadis kecil itu sedang bermain riang di taman surga…

Tawanya, celoteh polosnya, naik turunnya dalam gendongan, genggaman tangannya. Semua itu harta tak ternilai bagiku. Karena hanya di bening matanyalah aku merasa benar-benar pulang. Pun karena di sanalah aku tidak pernah –dan tidak perlu- merasa khawatir akan hari esok. Dan ketika saat ini sebenar-benarnya dia pulang. Izinkanlah aku, Tuhanku, Engkau jemput aku dalam pulangku. Selayaknya dia, suci bersih dengan senyuman.

Dek, terakhir kali bertemu, engkau sedang terlelap dalam tidurmu. Tak tega rasanya mengganggu lelapmu. Tapi ketika hari ini kau sebenar-benar lelap dalam tenangmu. Menyesal kenapa kemarin tidak membersamaimu sebentar saja. Tapi kau telah memilih lebih lelap bersama Tuhanmu. Dan Dia yang Maha Kasih Maha Sayang memilih ingin segera bersamamu. Kami ikhlas Rabb…

*) Selesai shalat di kosan
Menyadari bahwa kau telah pergi
Tak akan ada lagi melerai sepi
Ketika diujung telepon kau selalu menjawab panggilku dengan lucumu
‘dalleeemm…’ katamu
Lumer bagaikan mentega di seiris roti panas
Seperti itulah hatiku mendengarnya
Luruhlah segala letih…
Luruhlah gundah…

To mba:
Mbak, Akan tiba suatu masa, ketika kau menyadari bahwa riak bening di telaga Kautsar adalah muara air mata kesabaranmu di dunia, langit yang menopang keberadaanmu di sisi-Nya adalah rajutan ketegaranmu, dan sinar yang memancar dari setiap sudut istana abadimu adalah senyum keikhlasanmu.

Karena itu, bertahanlah. Jangan biarkan sungai ujian ini menghanyutkanmu, bahkan merenggut akarmu yang tersisa. Sampaikan rindu untuknya, lihatlah ia akan memelukmu dan membisikkan ke hatimu, “semuanya akan baik-baik saja ibu... ayah…”

** Untuk sebuah nama yang akan selalu menemani sisa langkah ceritaku… dek Kalifa Firdausy Fahrin

No comments: