Saturday, May 26, 2007

Penghargaan PII

Penghargaan bagi 11 Insinyur
Kamis, 24 Mei 2007 19:44 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:Penghargaan diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro yang juga Ketua Dewan Penasihat PII dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional 2007 dan peringatan hari ulang tahun ke-55 PII di Gedung Merdeka Bandung kemarin. Acara yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu juga dihadiri sejumlah pejabat termasuk Menkokesra Aburizal Bakrie dan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan. Penghargaan Darma Bakti Kehormatan diberikan kepada Achmad Noe’man, pencipta logo PII. Pria kelahiran Garut 10 Oktober 1926 lulusan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung 1958 itu dinilai telah menghasilkan karya arsitektur yang monumental, seperti Mesjid Salman ITB Bandung. Sedangkan penghargaan Darma Bakti Profesi diberikan kepada Ciputra, developer yang dinilai telah memberi inspirasi terhadap industri properti terutama pada pengembangan kota mandiri. Lulusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung tahun 1960 itu dianggap berdedikasi cukup tinggi terhadap pengembangan karya arsitektur tanah air. Sembilan insinyur lainnya menerima penghargaan atas dedikasi dalam pengembangan energi terbarukan dan penghematan energi. Mereka adalah Kamarudin Abdullah (ITB), Hasan Hambali (Yayasan Heritage), Eddy Permadi (PT Cihanjuang Bandung), Tri Mumpuni (IBEKA), Djoni Bustan (Universitas Sriwijaya Palembang), John Budi Harjanto (Universitas Atmajaya Jakarta), Jimmy Priatman (UK Petra Surabaya), Eddy Prianto (Universitas Diponegoro Semarang), dan Sekartono (Sekjen BKM PII). Kamarudin Abdullah telah mengembangkan pengering tenaga surya untuk meningkatkan nilai tambah usaha pertanian dan perikanan. Hasan Hambali mengembangkan kincir angin untuk pemompaan dan penyediaan listrik sesuai iklim Indonesia. Sedangkan Eddy Permadi mengembangkan turbin air skala turbin crossflow, turbin propeler, turbin celup kapasitas 100 watt serta perangkat elektrikalnya. Produk-produk yang dihasilkan sudah terpasang ratusan unit dengan kapasitas 100 – 200 kilowatt di berbagai tempat di Indonesia. Penghargaan bagi Tri Mumpuni diberikan karena dia membantu pengadaan listrik lebih dari 50 desa di berbagai pelosok Indonesia dengan memanfaatkan energi air skala kecil. Djoni Bustan berhasil membuat peralatan yang dapat memproduksi bahan bakar pengganti minyak yang berasal dari minyak sawit, ampas tebu, dan batubara. Sedangkan John Budi Harjanto menciptakan alat penyejuk udara yang dirancang khusus untuk daerah tropis. Sementara Jimmy Priatman telah menghasilkan karya-karya rancangan gedung hemat energi. Begitu pula Eddy Prianto yang telah mendesain banyak rumah hemat energi khusus rumah tinggal dengan memperhatikan semua aspek yang mempengaruhi penggunaan energi di rumah. Sekartono dinilai sangat aktif mendukung kegiatan konservasi energi dengan merintis implementasi hemat energi pada bangunan sesuai IMB untuk DKI Jakarta.
rana akbari fitriawan

No comments: