
Tapi- terus terang - impian yang kita punya masih impian kelas pekerja (American dream), yang selalu akan menjadi mesin penggerak kekuatan produksi dan melumuri dirinya dengan minyak wangi kemajuan. dan -terus terang juga- saya juga pernah terjebak dengan impian seperti itu. Bayangkan berhasil lulus tepat 4 tahun, IPK minimal 4.5, dan senyum ayah bunda membayar perjuangan keras selama kuliah, dapat pekerjaan layak atau beasiswa ke luar negeri, kemudian merajut rumah tangga dengan tenang. ukh... tampak indah bukan? tapi selain keindahan itu apa memang tidak ada yang bisa kita berikan agar kita bisa bermanfaat bagi orang lain saat fragmen mahasiswa (dan pemuda) ini kita perankan. Dan kesempatan itu di depan mata kawan... bahkan terkesan... maaf... memaksa diriku. Dan mohon maaf sekali lagi I can't brother.
Suatu malam yang dingin... saya teringat, raga ini memang bukan milik kita, tapi telah terbeli dengan perniagaan yang sangat sempurna, dan lebih abadi tentu. Setiap jejak langkah kita, akan menorehkan sebuah janji tuk selalu tegar melangkah dalam perjuangan suci ini. Ingatlah, ketika kita telah berlepas diri dari kafilah ini, jalan suci itu akan selalu ramai dengan derap langkah kaki pejuang-pejuangnya, yang menorehkan jejak-jejak suci, bertaburan debu revolusi. Perasaan itu bergelanyut lagi... Dan bismillah... bantu aku untuk kuat Akh...
No comments:
Post a Comment